Jennifer Matthews, Kepala Unit Khost CIA di Afghanistan, menjadi pihak yang paling disalahkan dibalik insiden bom bunuh diri di pangkalan CIA di Afghanistan beberapa waktu lalu.
Ia dinilai melakukan kesalahan, merekrut agen seorang dokter asal Yordania, Humam Khalil al-Balawi, yang ternyata merupakan mata-mata Al Qaeda.
Bukannya bekerja mengumpulkan informasi untuk kepentingan AS, agen karbitan yang ia rekrut tersebut, malah berbalik menikam dari belakang para agen CIA dengan melakukan serangan bom bunuh diri di dalam markas CIA di Afghanistan, yang menewaskan satu orang ahli, dan enam agen CIA, termasuk Jenifer sendiri.
Ibu dari tiga orang anak tersebut, meregang nyawa dalam perjalanan menggunakan helikopter menuju rumah sakit akibat luka parah yang ia derita di leher dan kakinya.
Ia dinilai melakukan kesalahan, merekrut agen seorang dokter asal Yordania, Humam Khalil al-Balawi, yang ternyata merupakan mata-mata Al Qaeda.
Bukannya bekerja mengumpulkan informasi untuk kepentingan AS, agen karbitan yang ia rekrut tersebut, malah berbalik menikam dari belakang para agen CIA dengan melakukan serangan bom bunuh diri di dalam markas CIA di Afghanistan, yang menewaskan satu orang ahli, dan enam agen CIA, termasuk Jenifer sendiri.
Ibu dari tiga orang anak tersebut, meregang nyawa dalam perjalanan menggunakan helikopter menuju rumah sakit akibat luka parah yang ia derita di leher dan kakinya.
Namun tudingan yang tak urung surut terhadap Jenifer, membuat suaminya, Gary Anderson angkat bicara. Ia marah terhadap CIA, lantaran tak berhenti menyalahkan mendiang istrinya.
"Mengapa (pembom bunuh diri) tidak diperiksa dalam perjalanan ke basis?" Tanya Anderson.
Seperti dikutip Dailymail, Senin (30/1/2012), Anderson mengkisahkan kembali bagaimana istrinya mau ditugaskan jauh dari rumahnya dan bertugas di negara yang tengah berkonflik tersebut.
Anderson membeberkan, Jenifer yang merasa frustasi karena gagal mendeteksi rencana serangan teror 9/11, tak segan-segan mengambil kesempatan menjadi Kepala Unit Khost, ketika posisi itu lowong. Ia menganmbil pekerjaan tersebut, dengan harapan dapat menghapus aibnya.
Diketahui, pasca insiden 9/11, CIA mengeluarkan laporan yang menyatakan pihaknya telah mengambil tindakan disipliner terhadap Jenifer, dan beberapa agen lainnya.
Sebagai seorang suami, Anderson sudah merestui pekerjaan berbahaya istrinya tersebut, dan mengaku memberikan dukungan penuh terhadapnya.
Akan tetapi nasi sudah menjadi bubur, penyasalanpun seakan tak ada gunanya, kini Anderson harus merelakan pasangannya pergi untuk selamanya meninggalkan dirinya sendiri bersama tiga orang buah hatinya bersama dengan Jenifer.
"Saya bilang kepada mereka, ibumu telah meninggal. Anak saya yang kedua terkulai dan jatuh ke tanah. Mereka mulai menangis, dan mengatakan apakah itu benar. yang Saya bisa lakukan hanya memeluk mereka," katanya.
0 comments:
Posting Komentar