
Sekarang keduanya hidup dan bekerja di sebuah apartemen sempit di Beijing. Mereka membuat lubang di wortel, sumsum, akar teratai dan ubi China untuk membuat instrumen sayuran bahwa mereka yang sempurna dengan menggunakan tuner elektronik tua. Menurut mereka, setiap sayuran memiliki skala yang berbeda dan karena itu juga memiliki melodi yang berbeda. Contohnya seperti tunas bambu yang bisa berfungsi sebagai seruling dan ubi sebagai peluit. Demikian diberitakan The Telegraph, Selasa (13/3/2012).
Tapi mengendalikan nada masih sangat sulit, karena dipengaruhi oleh perubahan suhu udara, kelembaban dan bentuk dari sayuran itu sendiri. Mereka muncul ke publik untuk pertama kalinya saat mengikuti kontes bakat yang diadakan di Cina. Mereka kini bisa menunjukkan kemampuan bermusiknya itu di depan khalayak banyak.
0 comments:
Posting Komentar