DIRGAHAYU KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESI KE 71 TH. JAYA SELALU !!!

Kamis, 31 Maret 2011

Paradigma, Itu Awalnya. Selebihnya…?

Kamis, 31 Maret 2011
Saya selalu percaya bahwasanya kualitas hidup seseorang senantiasa berjalan beriringan dengan kualitas pribadi yang bersangkutan. Kalau kualitas pribadi kita ngga pernah ditingkatkan ya jangan berharap bakal ada perubahan kualitas kehidupan kita. Itu sebabnya pengembangan diri itu penting dan mesti senantiasa kita lakukan hingga ajal menjemput. 

Exclusive Workshop

PARADIGMA
Paradigma yang salah mengakibatkan kita memiliki sebuah pola pikir yang salah. Pola pikir (mindset) tentu saja berpengaruh pada bagaimana cara kita bersikap dan mengambil sebuah keputusan.
Bukan hal yang baru lagi. Kita semua pun tahu akan hal ini. Akan tetapi tentu pertanyaan pentingnya adalah sudahkah kita mengerti apa saja yang mempengaruhi paradigma? Seberapa peduli kita dalam mengatur arus informasi ke dalam otak kita? Apakah semuanya kita lahap begitu saja, meski itu adalah racun. Ataukah kita cukup selektif, meski saat ini susah sekali rasanya.
Ada 2 hal utama yang mempengaruhi paradigma kita. Pertama adalah MEDIA (Berita, Film, Buku, Majalah, Social Media, Lagu). Kedua adalah LINGKUNGAN PERGAULAN KITA.

-M E D I A

Media


Mau tidak mau setiap harinya kita selalu bercengkrama dengan media. Lihat saja contoh-contoh yang saya tuliskan di atas. Siapa coba yang tidak melihat berita, menonton film, membaca buku / majalah, bermain social media, ataupun mendengarkan lagu? Salah satu dari itu tentu sudah menjadi kebiasaan kita. Sudahkah kita memilah-milah semuanya?
Seorang yang senantiasa berpikir dan bersikap positif memiliki paradigma yang positif pula. Karena media adalah salah satu faktor yang mempengaruhi paradigma, maka MENJADI SELEKTIF adalah WAJIB.
Terlalu banyak mendengar berita-berita kriminal hanya akan membuat kita HIDUP DALAM KETAKUTAN dan KECURIGAAN pada semua orang. Padahal jumlah orang baik jauh lebih banyak dari para kriminal. Kenapa jadi fokus sama yang lebih sedikit?
Begitu juga dengan film. Tanpa kita sadari film-film yang kita tonton akan mempengaruhi cara berpikir kita. Saya masih ingat betul ketika masih kecil, ibu selalu mengingatkan saya untuk tidak terlalu sering menonton film. Kenapa? Karena di film semuanya disediakan. Setiap ada masalah, selalu ada bantuan datang entah bagaimana caranya. Akibatnya, kita jadi TERBIASA BERPIKIR INSTAN.
Begitu juga dengan buku atau majalah. Buku-buku apa yang biasa Anda baca selama ini. Apakah hanya komik belaka, ataukah novel yang cukup merangsang imajinasi. Atau lebih bagus lagi BUKU-BUKU PENGEMBANGAN DIRI yang positif dan menjaga otak kita untuk senantiasa menyaring hal-hal yang negatif.

Mendengarkan Lagu
Mendengarkan Lagu

Lagu-lagu. Nah, ini juga. Kelihatannya asik. Padahal justru bisa sangat berbahaya. Contoh gampang nih, orang yang cenderung suka galau biasanya punya kebiasaan mendengarkan lagu-lagu yang bertema cenderung galau. Sedih lah, patah hati lah, atau apa gitu. Dan kalau Anda coba untuk jeli, mungkin Anda akan menemui beberapa fenomena tertentu. Kehidupan para penyanyi tidak jauh-jauh dari lagu-lagu yang biasa mereka nyanyikan dan ngehit. Tanya kenapa?
Itulah kenapa pasca pelatihan saya akhirnya memutuskan untuk menghapus semua lagu-lagu yang bernada mellow galau ngga jelas kecuali musik-musik instrumen. Saya menggantinya dengan lagu-lagu yang bersemangat dan itu cukup berpengaruh! Jadi lebih semangat, Bro!

-LINGKUNGAN PERGAULAN
Bergaul dengan tukang parfum, kita ikutan terkena wanginya. Bergaul dengan penjual terasi, pun akhirnya kita ikut bau terasi. Seperti itulah efek lingkungan pergaulan. Dengan siapa Anda bergaul maka seperti itulah Anda akan nantinya di masa mendatang.
Banyak bergaul dengan orang-orang yang pesimis, berpikir negatif, paranoid, cuma akan membuat Anda ikutan menjadi orang-orang yang seperti itu. Mau? Padahal katanya kalau kita mau berhasil kita mesti semangat, optimis, keep positive thinking, dll.
Dalam pelatihan, para peserta dijejali doktrin untuk selalu memperluas social circle seluas-luasnya. Kapanpun ada waktu, selalu menambah teman-teman baru. Makin banyak teman makin bagus. Bahkan kalau bisa setiap weekend, selalu ada teman baru di dalam list social circle kita. Prakteknya, diterjunin ke lapangan untuk kenalan dengan banyak orang-orang baru. Tentu dengan berbekal social skill yang sudah diberikan.

Bergaul
Bergaul

Mari membiasakan diri untuk menambah teman-teman baru. Bukan sekedar temen dunia maya, melainkan teman dalam kehidupan yang nyata. Why? Karena sehebat apapun Anda berkawan di dunia maya, kalau ngga pernah bergaul di dunia nyata social skill Anda ngga akan pernah berkembang. Pada akhirnya ketika harus berkomunikasi intensif dengan seseorang, mungkin itu bernegosiasi, yang ada Anda malah minder.

Ayo, jangan diem di rumah aja. Keluar dari comfort zone Anda dan tambah teman-teman baru di dunia nyata. Nanti dari sekian banyak teman kita bisa pilih mana yang sekiranya membawa efek positif dan mengintensifkan persahabatan disana agar Anda menjadi pribadi berkualitas yang positif pula.

1 comments:

Eva Susanti mengatakan...

yups sukses itu dgn siapa ia bergaul dan buku apa yang sudah di bacanya??? good good, paradigma i kerja-aset-go freedom gan

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...