DIRGAHAYU KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESI KE 71 TH. JAYA SELALU !!!

Sabtu, 15 Januari 2011

Gambar Porno SMU & Kumpulan Cerita Sex Indonesia

Sabtu, 15 Januari 2011
Seandainya saya menulis “Burung” apakah ini Porno? Seandainya saya menulis “Susu” apakah ini Porno? Seandainya saya menulis “Ciuman” apakah ini Porno? Seandainya saya menulis “Telanjang” apakah ini Porno? Seandainya saya menulis “Hasrat yang menggebu-nggebu” apakah ini Porno? Seandainya saya menulis “ML” apakah ini Porno? Seandainya saya menulis “Perkosaan” apakah ini Porno:mrgreen:
The Word doesn’t Mean, But People Mean….
Kata-kata, kalimat, simbol, lambang, pada dasarnya tidak ada artinya … sampai manusia itu memaknainya … Dan makna yang dipahami oleh tiap-tiap manusia adalah tergantung kepada “The Picture in Our head” kata Water Lippman, “tergantung gambaran yang ada di kepala kita” itu apa …


“The Picture in Our head” tergantung kepada “Frame of Reference” kita dan juga tergantung kepada “Field of Experience” … Inilah yang membentuk Persepsi di dalam diri tiap-tiap manusia …
Kata-kata, kalimat, simbol maupun lambang, tidaklah berdiri sendiri di dalam pemaknaan, kalau mengacu kepada Saussure, makna sangat dipengaruhi oleh struktur kata or kalimatnya, kalau mengacu kepada Pierce, makna itu dipengaruhi oleh icon, symbol dan indeks yang menyertainya ..
Sederhanakan, makna yang dipahami oleh masing-masing orang tergantung kepada banyak faktor, termasuk konteks dimana kata, atau kalimat atau simbol itu digunakan.
“Telanjang” sebagai kata, akan bermakna tertentu ketika dipakai dalam kalimat “Petani itu bertelanjang dada sambil mengayunkan cangkulnya” …
“Burung” sebagai kata, akan bermakna tertentu ketika dipakai dalam kalimat “flu burung sudah menyebar ke seluruh dunia” …
Tidak berbeda ketika penetapan sesuatu itu termasuk Porno ataukah tidak, benar-benar itu akan sangat tergantung kepada persepsi manusianya masing-masing .. tergantung kepada “Picture in Our Head” tergantung kepada “gambaran apa yang ada dikepala masing-masing diri kita”
“Wanita yang memakai baju dengan bahu terbuka”, bisa dipahami Porno ketika “Gambaran  yang ada dikepala kita” disertai dengan konteks “sesuatu yang menimbulkan birahi, merangsang nafsu” … Tetapi “wanita yang memakai baju dengan bahu terbuka”, menjadi tidak berdampak apa-apa, alias biasa ketika “Gambaran yang ada dikepala kita” tidak dalam konteks ” sesuatu itu menimbulkan rangsangan nafsu seksual” pada diri kita …
Kalau memang sebuah kata, sebuah kalimat, sebuah icon, sebuah simbol, lambang dan apapun istilahnya itu tidak bermakna dan barulah manusia itu yang memberikan makna, tergantung konteksnya, tergantung “Frame of Reference”nya tergantung kepada “Field of Experience”nya atau tergantung kepada “Picture in Our head” atau tergantung kepada “Gambaran yang ada dibenak kita” atau tergantung konteksnya, lalu masalah sebenarnya adalah dari mana “Picture in Our head” itu timbulnya ??
Ketika yang muncul konteksnya adalah urusan yang mambangkitkan syahwat, darimanakah timbul dan bangkitnya syahwat ini?
Apakah yang membangkitkan adalah berasal dari luar diri?
ataukah yang menimbulkan hasrat bangkitnya syahwat ini adalah dari dalam diri?
Mayoritas orang menganggap, menduga, berkeyakinan bahwa munculnya “gambaran” itu adalah berasal dari reaksi akibat sesuatu yang ada diluar diri.
Jadi misalnya, lihat foto telanjang di majalah, maka muncullah nafsu syahwatnya, lihat tulisan yang mengarah ke arah seksual, maka munculllah nafsu syahwatnya …
Seolah-olah menjadi benar ketika hal itu terjadi …
Tetapi benarkah demikian?
Kalau memang sebab pengaruh luar itu yang menimbulkan dampak munculnya nafsu syahwat, lalu mengapakah itu tidak terjadi ketika seseorang sedang sibuk bekerja, sedang sibuk beribadah, sedang sibuk urusan lain yang menyebabkan meskipun mereka melihat sosok lawan jenis yang telanjangpun, tidak akan berpengaruh terhadap dirinya?
Dari sinilah jika kita terus masuk ke dalam diri, maka kita akan tahu, “Gambaran dalam kepala kita” ini sebenarnya yang memicu yang mana … apakah sumber yang berasal dari luar, ataukah sumber yang berasal dari dalam …
“Ada segumpal daging dalam diri seseorang, jika daging itu baik, maka baik pula seluruh dirinya, dan jika daging itu jelek, jelek pula seluruh dirinya. Itulah Hati”
Hati seseorang yang dipenuhi dengan gambaran-gambaran negatif, dengan dorongan-dorongan hawa nafsu, ini yang akan mewadahi gambaran-gambaran konteks yang negatif tersebut. dan ini yang memunculkan “gambaran yang ada dikepala kita”
Seandainya Hati dipenuhi lintasan negatif, dipenuhi dorongan hawa nafsu, syahwat, maka kira-kira meski bertemu tidak dengan penampilan lawan jenis yang memakai baju terbukapun, dia akan bisa berpikiran dan membayangkan orang yang memakai baju tertutup sebagai sebuah obyek yang juga bisa menimbulkan hawa nafsu … so …
Masalahnya, bukan pada aturan yang ada diluarnya, melainkan masalahnya adalah pada hati diri kita masing-masing ini …
Apakah seperti dinegara Arab, Mekkah, Madinah, Riyadh, yang mayoritas wanita sudah diberlakukan aturan untuk memakai baju kerudung tertutup total itu terbebas dari masalah Pornografi dan Pornoaksi?
Perkosaan disana sering terjadi, Kaum Homo ada dimana-mana, Pelecehan seksual pun terjadi mulai dari level rumah tangga dan seterusnya…
That’s real
So … mengapa tidak mulai menjaga hati kita,
membersihkan hati kita dari pikiran-pikiran yang porno ?
Apapun yang ada disekitar kita,
apapun yang ada diluar diri kita,
godaan apapun seberat apapun, jika hati kita terjaga,
adakah yang akan berpengaruh ?
Tidak menjadi masalah banyaknya bom dipasang oleh teroris dimana2, yang menjadi masalah adalah ketika bomnya meledak … :mrgreen:
Tidak menjadi masalah adanya banyak godaan,
yang penting kan tidak tergoda… :mrgreen:
Saya jadi ingat satu kisah sufi,
“Seseorang rencana mau bertemu dengan tuan rumah, tetapi didepan pintu masuknya, ada 4 anjing besar yang menggonggong dan mengarah kekita. Manakah yang kita pilih? sibuk mengusir anjing2 itu sehingga menyebabkan kita tidak jadi bertamu dan bertemu dengan pemilik rumah?
ataukah kita memilih untuk memanggil Tuan rumahnya?
Jika tuan Rumahnya keluar dan melihat kita digonggongi ajing2nya, pastilah tuan rumah akan memberikan kode dan memerintahkan agar anjing2 tersebut pergi meninggalkan kita”
Manakah yang akan anda pilih, seumur hidup habis hanya untuk ngurusi anjing2 nafsu anda……
ataukah anda memilih untuk memanggil Majikan Pemilik Anjing itu ? :-)
Semua pilihan terserah kepada kita

0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...