DIRGAHAYU KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESI KE 71 TH. JAYA SELALU !!!

Sabtu, 29 Januari 2011

Pingin berjualan secara Cash, tapi banyak yang minta Kredit, gimana dong?

Sabtu, 29 Januari 2011

Ada beberapa pertanyaan yang masuk di komentar maupun email saya menanyakan hal yang sama serperti judul posting-an di atas. Ingin sekali berjualan secara cash, tapi calon pembeli kebanyakan minta kredit, kira-kira dikasih nggak ya buat yang minta kredit?

Hal seperti ini jamak terjadi pada para penjual yang menawarkan dagangannya kepada teman, saudara, dan tetangga. Kalau ada yang minta kredit, biasanya yang terpikir adalah barang cepat laku, tapi modal tidak cepat kembali. Kalau ingin menolak, yang terpikir adalah barang jadi tidak cepat laku; kalau sekarang ditolak, apa nanti ada yang mau beli nggak ya? Jadi agak dilematis.
Kalau menurut saya boleh tidaknya mengambil secara kredit sangat tergantung pada diri kita sendiri. Kita dari awal harus sudah memutuskan akan menjual barang secara kredit atau secara cash, atau mengkombinasikan keduanya cash dan kredit. Kalau sudah diputuskan cara bisnis kita, baru disusun strateginya.
Jika diawal sudah diputuskan berjualan secara cash, ya harus tegas menolak permintaan pembelian kredit. Apapun alasannya dan apapun resikonya. Tapi sebaiknya harus dipersiapkan strategi lain sebagai back-up agar calon pembeli tetap mau membeli, dan tidak ditinggalkan begitu saja. Misalnya tawarkan harga yang benar-benar bersaing dan harga terbaik dibanding tempat lain, atau diberi hadiah produk lain kalau mau membeli secara cash. Intinya tunjukkan bahwa membeli secara cash jauh lebih menguntungkan.
Demikian juga kalau dari awal sudah memutuskan untuk berjualan secara kredit. Kita juga harus mempersiapkan strategi dan prosedurnya.

Pertama kita mesti jeli memilih calon pembeli yang benar-benar bisa mencicil. Hati-hati dengan pembeli yang suka ngemplang dan sulit ditagih. Kuncinya kalau kita berani memberi kredit, kita juga harus berani menagih. Kalau nggak berani nagih, jangan berjualan secara kredit.
Kedua, berikan dan tawarkan jangka waktu cicilan yang pasti, yang enak dan menyenangkan buat kedua belah pihak. Sama seperti kita kredit di bank, bank akan meminta kita membayar cicilan tepat waktu, kalau tidak tepat waktu, kena pinalti. Demikian juga kita harus “mendidik” pembeli agar bisa mencicil dengan tepat waktu.
Ketiga, mengeni harga jual, juga harus dibedakan antara harga beli secara cash dengan harga beli secara kredit. Hal ini harus disampaikan di awal-awal transaksi. Waktu kita menawarkan barang dagangan, sampaikan dengan jelas pada calon pembeli. Misalnya, kalau mau beli secara cash harganya Rp 100.000, tapi kalau mau kredit, saya minta harganya Rp. 130.000, dan bisa dicicil sekian kali.
Keempat, jangka waktu cicilan juga sebaiknya disesuikan dengan pekerjaan calon pembeli. Kalau calon pembeli adalah karyawan yang gajinya bulanan, minta juga cicilan dilakukan bulanan. Kalau pembeli mendapat penghasilannya mingguan, minta agar cicilan dilakukan secara mingguan. Dan kalau penghasilan calon pembeli bisa harian (sama-sama pedagang misalanya), bisa minta dicicil harian.
Kelima, yang penting lagi buat kita sebagai penjual adalah catatan harus rapi dan harus rajin menagih dan terus mengingatkan pembeli tentang cicilan. Kalau hal seperti ini memberatkan dan membuat kita tidak enak, ya jangan berjualan secara kredit.
Keenam, berjualan kredit sebaiknya didukung modal yang kuat. Karena sama saja modalnya kita pinjamkan pada orang lain. Namun, jangan sampai menyurutkan niat anda, jika modal anda terbatas. Dengan modal terbatas, tetap saja bisa memberikan kredit. Asal kita rajin menagih dan disiplin dalam mengelola keuangan. Keuangan pribadi jangan dicampur aduk dengan keuangan keluarga. Modal harus terus berputar, kalau sampai macet, berarti harus gigih mengejar orang yang menunggak cicilan. Usahakan roda usaha terus berputar, dengan mengatur waktu cicilan dan penagihan dengan waktu untuk belanja barang yang baru.
Berjualan secara kredit, kalau dikelola dengan baik juga sangat menjanjikan. Kita bisa belajar dari perusahaan-perusahaan penjual secara kredit. Seperti produk-produk elektronik, produk furniture, dan barang keperluan rumah tangga. Dalam sekala besar kita mengenal seperti Columbia. Columbia bisa menjadi besar, hampir semuanya dengan berjualan secara kredit. Bahkan bisa sampai memiliki armada penjualan yang banyak, loyal, dan penuh semangat.
Dalam sekala kecil kita bisa belajar dari para pedagang minyak keliling yang sering lewat di depan rumah kita (penjual minyak goreng, gas elpiji 3kg, dll). Para pedagang minyak ini, tadinya saya pikir cuma berjualan minyak doang. Tapi ternyata saat menjual minyak, dia juga menawarkan produk lain seperti radio, tv, rice cooker, kulkas, magic jar, dll dan bisa dibeli secara kredit. Kalau ada yang mau membeli, baru dia menghubungi penjual produk-produk tersebut. Tentunay dia sudah ada deal dengan suplier untuk ikut menjualkan produk-produknya.
Intinya, kembali di awal, kita harus memutuskan dari pertama kali sebelum mulai berbisnis, kita mau jualan kredit atau jualan cash. Jangan berjualan tanpa rencana, sehingga bingung sendiri saat ada calon pembeli yang menawar dagangan kita.
Semoga bermanfaat dan semoga bisa membantu
Sukses buat Anda

0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...