DIRGAHAYU KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESI KE 71 TH. JAYA SELALU !!!

Minggu, 09 Januari 2011

Teknik Industri menurut saya (sebuah definisi & pendapat)

Minggu, 09 Januari 2011
selama saya kuliah di Teknik Industri, cukup banyak perdebatan, kebingungan, ketidakpahaman mengenai Teknik Industri baik dikalangan temen – temen (baik temen seangkatan, dengan senior, maupun junior, temen beda jurusan, dst…) maupun dengan keluarga saya sendiri…

Ilmu ini adalah ilmu yang “fleksibel” dimana saya yakin masing – masing orang punya pemahaman dan penekanan sendiri – sendiri, namun saya pikir, disinilah letak nilai tambah dari Teknik Industri. Apa komentar orang awam (tentang TI) tentang TA-nya orang TI? “Lho anak TI kok bikin software ?”, “Lho, anak TI kok bikin produk ini?” “Lho, anak TI kok juga tahu ini?”, “Lho, anak TI belajar ini juga to?”…Inilah “kaya”nya disiplin ilmu di TI yang seharusnya menjadi kekuatan kita.

Awal dulu masuk ke TI adalah karena diantara Teknik – Teknik yang lain, rasanya “Teknik Industri” adalah yang paling “pas” dengan kuping saya waktu itu..Selanjutnya, saya coba mencari tahu lebih dalam mengenai Teknik Industri itu sendiri, tentor saya waktu di bimbel dulu bilang bahwa TI adalah jembatan antara teknik dan manajemen. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk mempelajari ilmu ini..


Selama kuliah di TI, sedikit demi sedikit pemahaman saya mengenai TI mulai berkembang..Dari buku dan blog yang saya baca, dari diskusi dengan teman, dan dari wejangan dosen membuat saya akhirnya bisa mem”formulasikan” pemahaman (halah!!) saya mengenai definisi Teknik Industri seperti yang didefinisikan oleh Institute of Industrial Engineering (IIE) :


“ Industrial Engineering is concerned with the design, improvement, and installation of integrated system of people, materials, information, equipment, and energy. It draws upon specialized knowledge and skill in the mathematical, physical, and social sciences together with the principles and methods of engineering analysis and design to specify, predict, and evaluate the result to be obtained from such system.”

Definisi diatas akan saya jadikan “pegangan” dalam memberikan bahasan lebih lanjut mengenai definisi Teknik Industri. Dari definisi IIE diatas setidaknya terdapat 3 poin utama untuk menggambarkan disiplin ilmu, orientasi, dan peranan Teknik Industri. Diantaranya adalah sebagai berikut :


Poin 1 : “design, improvement, and installation”

Poin ini menekankan pada peranan seorang Industrial Engineer (IE), yaitu untuk mendesain, meningkatkan, dan menginstalasi sebuah sistem yang terintegrasi. Kaitannya dengan desain, seorang IE menurut saya harus bisa menggunakan berbagai disiplin ilmu yang ada untuk merancang suatu sistem terintegrasi. Mengintegrasikan adalah Seni. Mengintegrasikan memerlukan pemahaman multidisiplin dan multiapproach. Untuk itu tidak salah bila ada yang beranggapan bahwa Teknik Industri itu luas tapi dangkal. Untuk itulah kita perlu memperkaya otak kita dengan sebanyak mungkin konsep, teori, dan metode.

Kaitannya dengan improvement atau peningkatan, menekankan bahwa seorang IE adalah seorang problem solver, sehingga kita sebagai seorang sarjana IE setidaknya memiliki kemampuan analitis, sensitivitas terhadap masalah, kreativitas dalam pemecahan masalah, kebiasaan untuk berpikir sistem, dan kemampuan untuk mengkomunikasikannya.

Terakhir, kaitannya dengan installation atau implementasi seorang IE harus dapat mengimplementasikan usulan atau rancangan perbaikan kedalam sistem nyata. Selama kuliah, tentunya kita telah dibekali oleh konsepsi, teori, dan metode yang banyak. Cuma masalahnya adalah “bagaimana metode itu diterapkan?” atau “apa mungkin konsep ini diterapkan?”. Nah, untuk pertanyaan yang satu ini menurut saya sebelumnya kita harus menelaah lebih lanjut suatu konsep dan menurunkan konsep itu kedalam rancangan langkah – langkah. Namun terkadang, dosen kurang “kreatif” dalam menkonsep sistem belajar mengajar sehingga kadang kita hanya berhenti di desain saja.

Poin 2 : “knowledge and skill in the mathematical, physical, and social sciences together with the principles and methods of engineering analysis and design”

Poin ini mempertegas anggapan “Luas tapi dangkal” diatas, dimana selain ilmu – ilmu yang berkaitan dengan ilmu rekayasa dan ke-teknik industrian, kita juga dibekali ilmu sosial (ex : Komunikasi Profesional, Perancangan Organisasi, Psikologi Industri) selain ilmu – ilmu dasar rekayasa seperti Kalkulus dan Fisika Dasar. Sekarang tinggal muatan dari masing – masing ilmu dasar tadi, apakah sudah disesuaikan dengan ilmu ke-teknik industrian atau masih cuma berhenti pada rumus dan metode.

Poin 3 : “specify, predict, and evaluate the result to be obtained from such system”

Poin ini menurut saya adalah kelanjutan dari Poin 1 diatas, yaitu untuk menspesifikasikan, memprediksi dan mengevaluasi. Menspesifikasikan berarti menjelaskan dan mendefinisikan masalah sejelas – jelasnya untuk menyamakan persepsi, sehingga tidak terdapat miss-understanding. Setelah masalah dispesifikasikan, selanjutnya adalah memprediksi kinerja sistem agar memenuhi ukuran performansi yang diharapkan. Tahapan ini berarti kita melakukan perancangan sistem untuk meningkatkan ukuran performansi sistem. Setelah melakukan perancangan maka selanjutnya adalah mengevaluasi ukuran performansi sistem apakah sudah sesuai seperti yang diharapkan. Evaluasi ini diharapkan dapat memberikan feedback terhadap perbaikan sistem ke depan.

Satu lagi pertanyaan yang sering muncul : “Anak Mesin bikin Motor, Anak Sipil bikin Gedung, Anak IT bikin software, Anak Elektro bikin robot, Lalu Anak TI bikin apa?” atau pertanyaan lain yang serupa dengan pertanyaan sebelumnya : “Kalo kita belajar mbubut, kalah ma anak Mesin, kalau belajar bikin software, kalah ma anak IT, lalu spesifikasi kita dimana?”.

Menjawab pertanyaan itu, saya pikir kita harus kembali ke kata Multidisiplin mengingat begitu ruwetnya permasalahan yang ada di dunia nyata. Sehingga dengan kurikulum yang ada diharapkan kita dapat menjadi orang yang “fleksibel” terhadap berbagai kebutuhan kerja, karena kita dibekali oleh kemampuan perancangan, analisis, dan pemecahan ala “teknik industri” (baca kompetensi-dan-tantangan-profesi-teknik-industri-sritomo-wsoebroto.) Dengan pendekatan inilah seharusnya kita memiliki pola pikir terstruktur analitis terhadap suatu masalah dalam sistem untuk menciptakan sistem yang lebih baik dari sebelumnya.

Note : Tulisan ini terinspirasi oleh tulisan Pak Hidayatno, dosen TI UI


Februari 18, 2009 - Ditulis oleh Apris Wahyudi | Pemikiran dan Pendapat Saya, Saya dan Teknik Industri | Teknik Industri

5 comments:

Apris Wahyudi mengatakan...

Teknik industri adalah jiwa ku dan pilihanku.
semoga selalu bisa memberikan ku inspirasi.
amin!!

Chairum Bahri mengatakan...

Teknik Industri adalah sebuah pilihan....
dan janganperbah menyesal setelah menginjakkan kaki di TI...

Bg dani mengatakan...

Teknik industri itu ilmu banci

Apris Wahyudi mengatakan...

@ chairum: Betul tu rum..
TI ilmu yg sempurna n menguasai sgalanya. ya,qt harus berbangga deh nuntut ilmu di TI.cayyo...
@ dani : maaf den sblumnya. ngk ada ilmu tu yang banci den. ilmu tu ya ilmu. banci tu sifat yg dimiliki seseorang. key..

Ipong Lesmana mengatakan...

Yesss...utk Teknik Industri,, terbukti didunia maya semua disiplin ilmu teknik industri begitu terasa dan begitu nyata, saya sndiri sdh mmbuktikannya di world company. dan utk Mr. Dani....Sory boss,, sbenarnya ANDA lah yg BANCI, krna mnurut saya ANDA tdk punya referensi utk mengatakan bahwa teknik industri itu banci. ANDA hanyalah tong kosong yg tak nyaring bunyinya.

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...