Pendahuluan
Pembongkaran terhadap segala bentuk kesesatan dan pelakunya adalah  suatu tindakan preventif bagi umat islam terutama yang awam dari  terjerumusnya mereka ke kesesatan tersebut. Suatu ketika Imam ahmad bin  Hambal ditanya “ Manakah yang engkau senangi orang yang berpuasa sunnah,  shalat sunnah dan beri’tikaf ataukah orang yang membicarakan ahlu  bid’ah ?” maka beliau menjawab” Kalaulah ini sholat sunnah, puasa sunnah  dan beri’tikaf maka itu hanya kembali ke dirinya sendiri, sedangkan  kalau ia berbicara tentang ahlu bid’ah maka itu untuk kaum muslimin, dan  itulah lebih utama.
Dalam artikel ini kami sampaikan pada pembaca tentang aqidah syi’ah  sebenarnya yang dikutip langsung dari kitab-kitab rujukan utama syi’ah.
Perkembangan syi’ah
Syi’ah melewati perkembangan-perkembangan sebagai berikut:
1. Dahulu istilah syi’ah (tasyayyu’) digunakan sebagai ungkapan kecintaan terhadap Ali r.a dan keluarganya tanpa merendahkan sahabat nabi yang lain.
2. Fase berikutnya berkembang sehingga melewati batas terhadap Ali r.a dan sebagian anggota keluarganya, mencela shahabat bahkan mengkafirkan mereka disertai aqidah-aqidah lain yang bukan dari islam sama sekali seperti: Taqiyah, imamah, ‘ismah, raj’ah dan batiniyyah.
3. Fase yang terparah sebagian dari mereka menuhankan Ali r.a dan imam-imam setelahnya, berkeyakinan adanya reingkarnasi dan aqidah-aqidah kufur lainnya yang selalu bertameng dengan slogan kecintaan terhadap Ali r.a dan keluarganya.
1. Dahulu istilah syi’ah (tasyayyu’) digunakan sebagai ungkapan kecintaan terhadap Ali r.a dan keluarganya tanpa merendahkan sahabat nabi yang lain.
2. Fase berikutnya berkembang sehingga melewati batas terhadap Ali r.a dan sebagian anggota keluarganya, mencela shahabat bahkan mengkafirkan mereka disertai aqidah-aqidah lain yang bukan dari islam sama sekali seperti: Taqiyah, imamah, ‘ismah, raj’ah dan batiniyyah.
3. Fase yang terparah sebagian dari mereka menuhankan Ali r.a dan imam-imam setelahnya, berkeyakinan adanya reingkarnasi dan aqidah-aqidah kufur lainnya yang selalu bertameng dengan slogan kecintaan terhadap Ali r.a dan keluarganya.
Kelompok-kelompok syi’ah
Kelompok-kelompok syi’ah banyak sekali, sampai sebagaian ulama  menyebutkan bahwa kelompok mereka mencapai 300, sedangkan di zaman  sekarang ini, kelompok syi’ah terdiri dari 3 kelompok besar, yaitu:
1. Kelompok Rafidhah, dikenal dengan syi’ah  ja’fariyah karena mereka menisbatkan kepada Ja’far Ash-Shadiq yang juga  dikenal dengan syi’ah imamiyah, syi’ah itsna ‘Aysariyyah (imam 12).  Inilah kelompok terbesar dari syi’ah pada masa sekarang ini. Penyebaran  kelompok ini dominan di Iran (menjadi agama negara), Irak, afganistan  dan Pakistan. Dahulu istilah syi’ah (tasyayyu’) digunakan serta Libanon.
2. Kelompok Zaidiyah, mereka menisbatkan kepada Zaid bin Ali bin Husain tersebar di Yaman.
3. Isma’iliyyah. mereka menisbatkan kepada Isma’il  bin Ja’far Ash shadiq dan meyakini keimamannya sehingga mereka disebut  dengan Isma’iliyyah. Kelompok ini tersebar di daerah Arab Utara, Afrika  Utara, Afrika tengah dan syiria, pakistan dan india.
Selain tiga kelompok yang besar seperti tersebut diatas ada kelompok  lain yang lebih kecil seperti Nushairiyyah, Duruz. (Druz), Agha Khan,  Bahrah dll.
Karena kelompok terbesar dari syi’ah adalah Kelompok Rafidhah atau  syi’ah ja’fariyah atau syi’ah imamiyah atau syi’ah itsna ‘Aysariyyah,  maka fokus pembicaraan dalam tulisan ini adalah kelompok ini selanjutnya  kami sebut Rafidhah.
Kesesatan Rafidhah.
Ketahuilah saudara-saudara seiman terdapat jurang pemisah yang dalam  dan lebar antara Ahlus sunnah dan syi’ah sehingga mustahil disatukan  bagaikan minyak dan air takkan bersatu selamanya kecuali yang satu  berpindah ke yang lain. Inilah beberapa perbedaan mendasar dalam hal  keyakinan (aqidah) antara Ahlus sunnah dan syi’ah sekaligus sebagai  kesesatan-kesesatan mereka.
1. Kelompok syi’ah berkeyakinan dengan menisbatkan kepada  para imam mereka bahwa mereka (syi’ah) memiliki alqur’an yang berbeda  dengan kaum muslimin.
Lihatlah kitab yang menjadi rujukan utama kelompok ini yaitu Kitab  Al-kaafi fil Ushul. Kitab yang dalam Islam (ahlus sunnah) seperti kitab  Imam Bukhari dan Muslim. Telah berkata Abu Abdullah as : “Alquran yang  dibawa oleh Jibril as kepada Muhammad ada 17 ribu ayat” (dikutip dari  kitab Al-kaafi fil Ushul II/634, cetakan Taheran, Iran). Dalam Riwayat  lain pada kitab yang sama, telah berkata Abu Abdullah as : “Pada pihak  kami ada mush-haf Fatimah as. Tahukah mereka (ahlus sunnah) apakah  mush-haf Fatimah as itu? Jawabnya “mush-haf Fatimah as itu isinya 3 x  dibandingkan Alquran kalian (ahlus sunnah) ini. Demi ALLAH, tak satupun  huruf dari Alquran tersebut, terdapat dalam alquan kalian.” ( dikutip  dari kitab Al-kaafi fil Ushul II/240-241, cetakan Taheran, Iran).
Bantahan
Inilah keyakinan Rafidhah terhadap Alqur’anul Karim. Ini adalah suatu keyakinan yang membuat pelakunya keluar dari islam. Keyakinan adanya perubahan dalam Alqur’an ini tersebar didalam buku-buku induk yang jadi rujukan utama mereka. Mungkinkah kelompok yang memiliki keyakinan kufur ini dianggap madzhab ke-5 dalam islam? Padahal ALLAH subhanahu wata’ala telah menjamin terhadap kebenaran Alqur’an dan tak ada perubahan setelah wafatnya Rasullullah yang termaktub dalam (surah Alhijr:9) “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”
Inilah keyakinan Rafidhah terhadap Alqur’anul Karim. Ini adalah suatu keyakinan yang membuat pelakunya keluar dari islam. Keyakinan adanya perubahan dalam Alqur’an ini tersebar didalam buku-buku induk yang jadi rujukan utama mereka. Mungkinkah kelompok yang memiliki keyakinan kufur ini dianggap madzhab ke-5 dalam islam? Padahal ALLAH subhanahu wata’ala telah menjamin terhadap kebenaran Alqur’an dan tak ada perubahan setelah wafatnya Rasullullah yang termaktub dalam (surah Alhijr:9) “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”
Sebagian dari mereka akan membantah dengan mengatakan  keyakinan adanya perubahan dalam Alqur’an adalah tuduhan musuh-musuh  syi’ah, sedangkan kami (orang syi’ah) tidak mepercayainya. Buktinya  mush-haf yang dicetak dan dibaca oleh orang syi’ah sama dengan mush-haf  Alqur’an yang dimiliki oleh kaum muslimin yang lain.
Bantahan
Bahwa anda (orang-orang syi’ah yang membantah keyakinan ini) dan  sebagian ulama syi’ah tidak meyakini adanya perubahan dalam Alqur’an,  itu adalah hak anda, tetapi realitanya hal tersebut tertulis didalam  kitab-kitab utama rujukan syi’ah dan dipercayai oleh kalangan syi’ah  rafidhah. Jikalau anda tidak memiliki keyakinan seperti itu sebaiknya  anda keluar dari kelompok rafidhah yang memiliki kitab-kitab rujukan  yang berisikan hal tersebut (keyakinan adanya perubahan terhadap  Alqur’anul Karim) atau itu sekedar taqiyah (menampakkan sesuatu yang  berbeda dengan keyakinan)?
Lihatlah apa yang dikatakan oleh seorang ulama syi’ah yang bernama  Ni’matullah Aljazairi tentang keadaan orang syi’ah yang sekarang masih  menggunakan Alqur’an seperti Alqur’annya kaum muslimin. Dia menyatakan  “Jika anda bertanya mengapa kami dibenarkan membaca Alqur’an ini (milik  kaum muslimin) padahal telah terjadi perubahan? saya jawab (Ni’matullah  Aljazairi) telah diriwayatkan dalam banyak riwayat bahwa para imam  syi’ah menyuruh golongan mereka untuk membaca Alqur’an yang ada ditangan  umat islam diwaktu sholat dan lain sebagainya dan melaksanakan  hukum-hukumnya sampai kelak datang waktunya pemimpin kita, shahibuz  zaman, muncul lalu menarik peredaran Alqur’an yang berada ditangan kaum  muslimin saat ini kelangit, dan mengeluarkan Alqur’an yang dahulu  disusun oleh amirul mukminin as, lalu Alqur’an inilah yang dibaca dan  diamalkan (dikutip dari kitab Al-Anwar An-Nu’maniyah II/363-364, cetakan  Taheran).
Ketahuilah sebab yang mendorong Rafidhah berkeyakinan adanya  perubahan terhadap Alqur’an dikarenakan keyakinan pokok mereka tentang  keimamam 12 imam versi mereka tidak disebutkan dalam Alqur’an, demikian  juga didalam Alqur’an penuh pujian terhadap para shahabat nabi, padahal  shahabat nabi adalah orang-orang yang menjadi sasaran caci-maki mereka  !. maka untuk meyakinkan pengikut mereka, mereka menyatakan bahwa ayat  tentang keimaman dan celaan terhadap para shahabat telah dibuang !  Tetapi pernyataan itu tentunya akan membongkar kekafiran mereka karena  keyakinan adanya perubahan terhadap Alqur’an merupakan kekafiran  sehingga mereka berusaha untuk mengingkari hal tersebut. Akan tetapi  riwayat-riwayat yang menyatakan adanya perubahan terhadap Alqur’an  tersebar luas di kitab-rujukan utama kalangan syi’ah yang paling gres  adalah kitab yang berjudul “ Fash-lul Khitab fii Tahriifi Kitabi Rabbil  arbab “ (kata pemutus tentang adanya perubahan didalam kitab penguasa  Alam (Alqur’an). Penulisnya menetapkan mutawatirnya riwayat yang  menyatakan adanya perubahan dalam Alqur’an dan dia mengakui para ulama  mereka meyakini hal ini (dikutip dari kitab Almujaz fil Adyan wal  Madzhabi al mu’ashirah hal 125 karya Dr. Nashir bin Abdullah Alqifari  dan Dr. Nashir bin Abdul Karim Al aql).
2.Kelompok syi’ah memiliki keyakinan syirik terhadap para imam mereka.
Keyakinan-keyakinan syirik banyak bertebaran di kitab-kitab utama  mereka bahkan lebih parah dari keyakinan syiriknya musyrikin makkah di  zaman Rasullullah, hal ini disebabkan kaum musyrikin dikala itu masih  meyakini keesaan ALLAH dalam hal rububiyah-NYA. Lihatlah bagaiana  rusaknya keyakinan mereka yang tertulis dalam kitab-kitab utama ereka  antara lain: Di riwayatkan dari Abu Abdullah as yang berkata  “Sesungguhnya Aku benar-benar mengetahui segala yang di langit dan di  bumi, serta segala yang di syurga maupun di neraka dan apa yang telah  terjadi serta sedang dan akan terjadi (dikutip dari kitab Al-kaafi fil  Ushul I/261, cetakan Taheran, Iran ). Juga di riwayatkan dari Abu  Abdullah as yang berkata “ Sesungguhnya dunia ini milik imam dan akhirat  pun milik imam. Dia meletakkannya dimana ia kehendaki dan memberikanya  kepada siapa yang ia dikehendaki. (dikutip dari kitab Al-kaafi fil Ushul  I/409, cetakan Taheran, Iran).
Keyakinan-keyakinan syirik yang tertulis dalam kitab utama rujukan  mereka adalah keyakinan syirik yang mengeluarkan dari agama islam yang  sangat bertentangan secara diametral dengan keyakinan kaum muslimin yang  termaktub dala Alqur’anul Karim seperti firman ALLAH dalam surah  berikut ini:
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan  tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui  apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui  (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok (1187). dan tiada  seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya  Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Luqman : 34)
(1187) Maksudnya: manusia itu tidak dapat mengetahui dengan  pasti apa yang akan diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya,  Namun demikian mereka diwajibkan berusaha.
Dan juga firman ALLAH dalam surah yang lain
(Tidak), Maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia. (An najm:25)
Sebenarnya masih banyak lagi keyakinan-keyakinan syrik mereka  (syi’ah) lihat langsung pada kitab rujukan mereka yang menjadi sumber  kutipan dalam tulisan ini.
3.Kelompok syi’ah mengkafirkan seluruh shahabat kecuali  beberapa orang saja yaitu Ali r.a, Al miqdad r.a, Salaman al farisi r.a,  Abu dzaar alqifari dan ammar bin yasir.
Salah seorang tokoh mereka yang bernama Salim bin Qais Al kufi Al  hilali Al ‘Amiri berkata dalam bukunya yang berjudul As-saqifah (kitab  wafatnya nabi, hal 92. Salim berkata:”Ali as berkata: sesungguhnya seluruh manusia murtad setelah wafatnya nabi kecuali 4 orang saja” (tentunya ini adalah kedustaan yang dinisbatkan kepada Ali r.a). Pada halaman lain disebut pula dari Ibnu Abbas r.a berkata: “wahai  saudara-saudaraku, pada hari Rasullullah wafat, tidaklah beliau  diletakkan dalam kubur beliau, sehingga orang-orang memecahkan janji dan  murtad, serta mereka sepakat untuk menyelisihi” (tentunya ini adalah kedustaan pula yang dinisbatkan kepada Ibnu Abbas r.a).  (dikutip dari kitab As-saqifah hal 249). Hal yang semisal juga terdapat  dalam kitab yang ditulis oleh ulama syi’ah yang bernama Al-Khulaini  yang berjudul Ar-Raudah minal kafi VIII/245-296 dari abu ja’far (ini juga kedustaan yang dinisbatkan pada Ja’far Asshadiq). Pada kitab Al ushul minal kafi II/319-320 tertulis diriwayatkan dari Ja’far Asshodiq: “dia berkata “Sesungguhnya seluruh manusia murtad setelah wafatnya Rasullullah kecuali segelintir orang saja”“.
Dengan keyakinan seperti ini tidaklah aneh jika kemudian mereka  mencaci maki para shahabat dimana celaan tersebut membawa mereka ke  jurang kekafiran!
Bantahan
Jikalau benar keyakinan mereka ini berarti para shahabat, para istri  Rasullullah semuanya murtad dan kafir. Lihatlah keji, mungkar dan  berbahayanya keyakinan mereka ini dan bertentangan dengan puluhan ayat  Alqur’an dan Hadis yang shohih mengenai pujian yang diberikan ALLAH  Ta’ala terhadap mereka, beberapanya antara lain :
1. ALLAH telah berfirman bahwa para shahabat adalah umat terbaik dari seluruh umat manusia yang telah ALLAH ciptakan.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,  menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman  kepada Allah (Al Imran: 110).
Jikalau ALLAH penguasa alam semesta yang mengetahui apa-apa yang kamu  sembunyikan dalam hati sudah menyatakan mereka para shahabat sebagai  umat yang terbaik, pantaskah orang-orang menyakini mereka murtad? tentu  tidak! sekali lagi tidak karena itu adalah keyakinan kufur!
2. ALLAH telah berfirman bahwa ALLAH telah meridhoi para shahabat
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk  Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti  mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha  kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir  sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya.  Itulah kemenangan yang besar (At Taubah:100).
Dan juga pada ayat berikut ini:
Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin  ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon (1399), Maka Allah  mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan  atas mereka dan memberi Balasan kepada mereka dengan kemenangan yang  dekat (waktunya) (1400). (Al Fath:18)
[1399) Pada bulan Zulkaidah tahun keenam Hijriyyah Nabi  Muhammad s.a.w. beserta pengikut-pengikutnya hendak mengunjungi Mekkah  untuk melakukan ‘umrah dan melihat keluarga-keluarga mereka yang telah  lama ditinggalkan. Sesampai di Hudaibiyah beliau berhenti dan mengutus  Utsman bin Affan lebih dahulu ke Mekah untuk menyampaikan maksud  kedatangan beliau dan kamu muslimin. mereka menanti-nanti kembalinya  Utsman, tetapi tidak juga datang karena Utsman ditahan oleh kaum  musyrikin kemudian tersiar lagi kabar bahwa Utsman telah dibunuh. karena  itu Nabi menganjurkan agar kamu muslimin melakukan bai’ah (janji setia)  kepada beliau. merekapun Mengadakan janji setia kepada Nabi dan mereka  akan memerangi kamu Quraisy bersama Nabi sampai kemenangan tercapai.  Perjanjian setia ini telah diridhai Allah sebagaimana tersebut dalam  ayat 18 surat ini, karena itu disebut Bai’atur Ridwan. Bai’atur Ridwan  ini menggetarkan kaum musyrikin, sehingga mereka melepaskan Utsman dan  mengirim utusan untuk Mengadakan Perjanjian damai dengan kaum muslimin.  Perjanjian ini terkenal dengan Shulhul Hudaibiyah.
(1400)Yang dimaksud dengan kemenangan yang dekat ialah kemenangan kaum muslimin pada perang Khaibar.
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama  dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih  sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia  Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari  bekas sujud (1406). Demikianlah sifat-sifat mereka dalam  Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang  mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu  menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu  menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan  hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah  menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang  saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar (Al Fath:29)
(em>(1406) Maksudnya: pada air muka mereka kelihatan keimanan dan kesucian hati mereka.
Lihatlah firman ALLAH ini “…ALLAH hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir“
Jikalau anda atau siapapun jengkel terhadap para shahabat perhatikan  baik-baik firman ALLAH diatas hanyalah orang kafir yang jengkel kepada  para shahabat
Lihatlah ke-3 ayat diatas Jikalau ALLAH penguasa alam semesta yang  mengetahui apa-apa yang kamu sembunyikan dalam hati sudah menyatakan  meridhoi dan menjanjikan syurga kepada mereka para shahabat, pantaskah  orang-orang menyakini mereka murtad? tentu tiiidaaak !!! sekali lagi  tiiidaaak karena itu adalah keyakinan kufur !!! .
Banyak diantara mereka (pengikut syi’ah) membantah telah mengkafirkan  dan mencela para shahabat, tetapi buktinya tertulis dalam kitab-kitab  utama yang menjadi rujukan mereka tidak dapat dihilangkan hanya dengan  pengingkaran secara lisan.
Inilah beberapa kesesatan dari kelopok syi’ah sehingga mereka dikatakan oleh para ulama adalah kelompok yang telah keluar dari islam (kafir). Berikut ini kami kutipkan pernyataan dari para ulama tentang syi’ah.
Inilah beberapa kesesatan dari kelopok syi’ah sehingga mereka dikatakan oleh para ulama adalah kelompok yang telah keluar dari islam (kafir). Berikut ini kami kutipkan pernyataan dari para ulama tentang syi’ah.
1.Imam Malik semoga ALLAH merahmatinya.
Beliau ditanya tentang rafidhah, beliau menjawab “Janganlah kamu berbicara dengan mereka, dan janganlah kamu meriwayatkan dari mereka karena mereka dalah pendusta“ (dikutip dari kitab Minhajus sunnah I/59). Beliau juga berkata “orang yang mencela shahabat nabi, maka ia tidak termasuk golongan islam” (dikutip dari kitab As sunnah II/557, karya al Khallal).
Beliau ditanya tentang rafidhah, beliau menjawab “Janganlah kamu berbicara dengan mereka, dan janganlah kamu meriwayatkan dari mereka karena mereka dalah pendusta“ (dikutip dari kitab Minhajus sunnah I/59). Beliau juga berkata “orang yang mencela shahabat nabi, maka ia tidak termasuk golongan islam” (dikutip dari kitab As sunnah II/557, karya al Khallal).
2.Imam Syafi’I Malik semoga ALLAH merahmatinya.
Beliau ditanya tentang rafidhah, beliau menjawab “Aku tidak pernah melihat seorangpun lebih berani bersaksi palsu daripada Rafidhah” (di riwayatkan oleh Imam Al lalikai didalam kitab syarh Ushul I’tiqad VII/1457, Abu Hatim Ar Razi dalam Aadab asy syafi’I wa Manqibuhu hal 187, Ibnu taimiyah Dalam Minhajus Sunnah I/60).
Beliau ditanya tentang rafidhah, beliau menjawab “Aku tidak pernah melihat seorangpun lebih berani bersaksi palsu daripada Rafidhah” (di riwayatkan oleh Imam Al lalikai didalam kitab syarh Ushul I’tiqad VII/1457, Abu Hatim Ar Razi dalam Aadab asy syafi’I wa Manqibuhu hal 187, Ibnu taimiyah Dalam Minhajus Sunnah I/60).
3.Imam Ahmad semoga ALLAH merahmatinya
Beliau berkata “Barangsiapa yang mencela shahabat nabi, maka kami khawatir dia keluar dari islam” (Assunnah II/558, karya Al khallal).
Beliau berkata “Barangsiapa yang mencela shahabat nabi, maka kami khawatir dia keluar dari islam” (Assunnah II/558, karya Al khallal).
4.Imam Bukhari semoga ALLAH merahmatinya
Beliau berkata “Bagiku sama saja, apakah aku sholat dibelakang orang yang berpemahaman Jahmiyah ataupun Rafidhah ataupun Yahudi ataupun Nasrani. Seorang muslim tidak boleh memberikan salam kepada mereka, menjenguk mereka jika sakit, kawin dengan mereka, menjadikan mereka sebagai saksi dan makan sembelihan mereka“.(Khalqu Af’alil ‘ Ibad hal 125 karya Imam bukhari)
Beliau berkata “Bagiku sama saja, apakah aku sholat dibelakang orang yang berpemahaman Jahmiyah ataupun Rafidhah ataupun Yahudi ataupun Nasrani. Seorang muslim tidak boleh memberikan salam kepada mereka, menjenguk mereka jika sakit, kawin dengan mereka, menjadikan mereka sebagai saksi dan makan sembelihan mereka“.(Khalqu Af’alil ‘ Ibad hal 125 karya Imam bukhari)
5.Imam Abdurrahman bin mahdi bin hasan bi abdurrahman  Al’ambari alBashri atau yang dikenal dengan sebutan Imam Hasan Al Bashri  semoga ALLAH merahmatinya.
Beliau berkata “dua golongan yang mengingkari kejujuran shahabat dan menganggap mereka murtad adalah Jahmiyah dan Rafidhah“.
Beliau berkata “dua golongan yang mengingkari kejujuran shahabat dan menganggap mereka murtad adalah Jahmiyah dan Rafidhah“.
7.Banyak ulama-ulam lain yang megnakafirkan syiah diantarannya Ibnu  qutaibh, Abu zur’ah Ar Razi, Imam Ghazali, Ibnu Hazm, Alqurthubi  dalamtafsirnya, Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim, Fakhrur Razi, Imam Adz  Dzahabi, Ibnu Katsir dan sebagainya.
Penutup
Begitulah sekelumit kesesatan syi’ah dan mereka adalah orang-orang  yang dikenal sebagai orang yang suka berdusta yang selalu bertameng  dengan slogan cinta ahlul bait yang selalu berdusta dengan  mengkait-kaitkan keyakinan mereka dengan Ahlul Bait yang mana mereka  (Ahlul bait) berlepas diri dari mereka (syi’ah). Dari Pembahasan diatas  dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa islam tidak sama dengan syiah dan  syiah bukanlah islam.





0 comments:
Posting Komentar