Pendahuluan
Pembongkaran terhadap segala bentuk kesesatan dan pelakunya adalah suatu tindakan preventif bagi umat islam terutama yang awam dari terjerumusnya mereka ke kesesatan tersebut. Suatu ketika Imam ahmad bin Hambal ditanya “ Manakah yang engkau senangi orang yang berpuasa sunnah, shalat sunnah dan beri’tikaf ataukah orang yang membicarakan ahlu bid’ah ?” maka beliau menjawab” Kalaulah ini sholat sunnah, puasa sunnah dan beri’tikaf maka itu hanya kembali ke dirinya sendiri, sedangkan kalau ia berbicara tentang ahlu bid’ah maka itu untuk kaum muslimin, dan itulah lebih utama.
Dalam artikel ini kami sampaikan pada pembaca tentang aqidah syi’ah sebenarnya yang dikutip langsung dari kitab-kitab rujukan utama syi’ah.
Perkembangan syi’ah
Syi’ah melewati perkembangan-perkembangan sebagai berikut:
1. Dahulu istilah syi’ah (tasyayyu’) digunakan sebagai ungkapan kecintaan terhadap Ali r.a dan keluarganya tanpa merendahkan sahabat nabi yang lain.
2. Fase berikutnya berkembang sehingga melewati batas terhadap Ali r.a dan sebagian anggota keluarganya, mencela shahabat bahkan mengkafirkan mereka disertai aqidah-aqidah lain yang bukan dari islam sama sekali seperti: Taqiyah, imamah, ‘ismah, raj’ah dan batiniyyah.
3. Fase yang terparah sebagian dari mereka menuhankan Ali r.a dan imam-imam setelahnya, berkeyakinan adanya reingkarnasi dan aqidah-aqidah kufur lainnya yang selalu bertameng dengan slogan kecintaan terhadap Ali r.a dan keluarganya.
1. Dahulu istilah syi’ah (tasyayyu’) digunakan sebagai ungkapan kecintaan terhadap Ali r.a dan keluarganya tanpa merendahkan sahabat nabi yang lain.
2. Fase berikutnya berkembang sehingga melewati batas terhadap Ali r.a dan sebagian anggota keluarganya, mencela shahabat bahkan mengkafirkan mereka disertai aqidah-aqidah lain yang bukan dari islam sama sekali seperti: Taqiyah, imamah, ‘ismah, raj’ah dan batiniyyah.
3. Fase yang terparah sebagian dari mereka menuhankan Ali r.a dan imam-imam setelahnya, berkeyakinan adanya reingkarnasi dan aqidah-aqidah kufur lainnya yang selalu bertameng dengan slogan kecintaan terhadap Ali r.a dan keluarganya.
Kelompok-kelompok syi’ah
Kelompok-kelompok syi’ah banyak sekali, sampai sebagaian ulama menyebutkan bahwa kelompok mereka mencapai 300, sedangkan di zaman sekarang ini, kelompok syi’ah terdiri dari 3 kelompok besar, yaitu:
1. Kelompok Rafidhah, dikenal dengan syi’ah ja’fariyah karena mereka menisbatkan kepada Ja’far Ash-Shadiq yang juga dikenal dengan syi’ah imamiyah, syi’ah itsna ‘Aysariyyah (imam 12). Inilah kelompok terbesar dari syi’ah pada masa sekarang ini. Penyebaran kelompok ini dominan di Iran (menjadi agama negara), Irak, afganistan dan Pakistan. Dahulu istilah syi’ah (tasyayyu’) digunakan serta Libanon.
2. Kelompok Zaidiyah, mereka menisbatkan kepada Zaid bin Ali bin Husain tersebar di Yaman.
3. Isma’iliyyah. mereka menisbatkan kepada Isma’il bin Ja’far Ash shadiq dan meyakini keimamannya sehingga mereka disebut dengan Isma’iliyyah. Kelompok ini tersebar di daerah Arab Utara, Afrika Utara, Afrika tengah dan syiria, pakistan dan india.
Selain tiga kelompok yang besar seperti tersebut diatas ada kelompok lain yang lebih kecil seperti Nushairiyyah, Duruz. (Druz), Agha Khan, Bahrah dll.
Karena kelompok terbesar dari syi’ah adalah Kelompok Rafidhah atau syi’ah ja’fariyah atau syi’ah imamiyah atau syi’ah itsna ‘Aysariyyah, maka fokus pembicaraan dalam tulisan ini adalah kelompok ini selanjutnya kami sebut Rafidhah.
Kesesatan Rafidhah.
Ketahuilah saudara-saudara seiman terdapat jurang pemisah yang dalam dan lebar antara Ahlus sunnah dan syi’ah sehingga mustahil disatukan bagaikan minyak dan air takkan bersatu selamanya kecuali yang satu berpindah ke yang lain. Inilah beberapa perbedaan mendasar dalam hal keyakinan (aqidah) antara Ahlus sunnah dan syi’ah sekaligus sebagai kesesatan-kesesatan mereka.
1. Kelompok syi’ah berkeyakinan dengan menisbatkan kepada para imam mereka bahwa mereka (syi’ah) memiliki alqur’an yang berbeda dengan kaum muslimin.
Lihatlah kitab yang menjadi rujukan utama kelompok ini yaitu Kitab Al-kaafi fil Ushul. Kitab yang dalam Islam (ahlus sunnah) seperti kitab Imam Bukhari dan Muslim. Telah berkata Abu Abdullah as : “Alquran yang dibawa oleh Jibril as kepada Muhammad ada 17 ribu ayat” (dikutip dari kitab Al-kaafi fil Ushul II/634, cetakan Taheran, Iran). Dalam Riwayat lain pada kitab yang sama, telah berkata Abu Abdullah as : “Pada pihak kami ada mush-haf Fatimah as. Tahukah mereka (ahlus sunnah) apakah mush-haf Fatimah as itu? Jawabnya “mush-haf Fatimah as itu isinya 3 x dibandingkan Alquran kalian (ahlus sunnah) ini. Demi ALLAH, tak satupun huruf dari Alquran tersebut, terdapat dalam alquan kalian.” ( dikutip dari kitab Al-kaafi fil Ushul II/240-241, cetakan Taheran, Iran).
Bantahan
Inilah keyakinan Rafidhah terhadap Alqur’anul Karim. Ini adalah suatu keyakinan yang membuat pelakunya keluar dari islam. Keyakinan adanya perubahan dalam Alqur’an ini tersebar didalam buku-buku induk yang jadi rujukan utama mereka. Mungkinkah kelompok yang memiliki keyakinan kufur ini dianggap madzhab ke-5 dalam islam? Padahal ALLAH subhanahu wata’ala telah menjamin terhadap kebenaran Alqur’an dan tak ada perubahan setelah wafatnya Rasullullah yang termaktub dalam (surah Alhijr:9) “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”
Inilah keyakinan Rafidhah terhadap Alqur’anul Karim. Ini adalah suatu keyakinan yang membuat pelakunya keluar dari islam. Keyakinan adanya perubahan dalam Alqur’an ini tersebar didalam buku-buku induk yang jadi rujukan utama mereka. Mungkinkah kelompok yang memiliki keyakinan kufur ini dianggap madzhab ke-5 dalam islam? Padahal ALLAH subhanahu wata’ala telah menjamin terhadap kebenaran Alqur’an dan tak ada perubahan setelah wafatnya Rasullullah yang termaktub dalam (surah Alhijr:9) “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”
Sebagian dari mereka akan membantah dengan mengatakan keyakinan adanya perubahan dalam Alqur’an adalah tuduhan musuh-musuh syi’ah, sedangkan kami (orang syi’ah) tidak mepercayainya. Buktinya mush-haf yang dicetak dan dibaca oleh orang syi’ah sama dengan mush-haf Alqur’an yang dimiliki oleh kaum muslimin yang lain.
Bantahan
Bahwa anda (orang-orang syi’ah yang membantah keyakinan ini) dan sebagian ulama syi’ah tidak meyakini adanya perubahan dalam Alqur’an, itu adalah hak anda, tetapi realitanya hal tersebut tertulis didalam kitab-kitab utama rujukan syi’ah dan dipercayai oleh kalangan syi’ah rafidhah. Jikalau anda tidak memiliki keyakinan seperti itu sebaiknya anda keluar dari kelompok rafidhah yang memiliki kitab-kitab rujukan yang berisikan hal tersebut (keyakinan adanya perubahan terhadap Alqur’anul Karim) atau itu sekedar taqiyah (menampakkan sesuatu yang berbeda dengan keyakinan)?
Lihatlah apa yang dikatakan oleh seorang ulama syi’ah yang bernama Ni’matullah Aljazairi tentang keadaan orang syi’ah yang sekarang masih menggunakan Alqur’an seperti Alqur’annya kaum muslimin. Dia menyatakan “Jika anda bertanya mengapa kami dibenarkan membaca Alqur’an ini (milik kaum muslimin) padahal telah terjadi perubahan? saya jawab (Ni’matullah Aljazairi) telah diriwayatkan dalam banyak riwayat bahwa para imam syi’ah menyuruh golongan mereka untuk membaca Alqur’an yang ada ditangan umat islam diwaktu sholat dan lain sebagainya dan melaksanakan hukum-hukumnya sampai kelak datang waktunya pemimpin kita, shahibuz zaman, muncul lalu menarik peredaran Alqur’an yang berada ditangan kaum muslimin saat ini kelangit, dan mengeluarkan Alqur’an yang dahulu disusun oleh amirul mukminin as, lalu Alqur’an inilah yang dibaca dan diamalkan (dikutip dari kitab Al-Anwar An-Nu’maniyah II/363-364, cetakan Taheran).
Ketahuilah sebab yang mendorong Rafidhah berkeyakinan adanya perubahan terhadap Alqur’an dikarenakan keyakinan pokok mereka tentang keimamam 12 imam versi mereka tidak disebutkan dalam Alqur’an, demikian juga didalam Alqur’an penuh pujian terhadap para shahabat nabi, padahal shahabat nabi adalah orang-orang yang menjadi sasaran caci-maki mereka !. maka untuk meyakinkan pengikut mereka, mereka menyatakan bahwa ayat tentang keimaman dan celaan terhadap para shahabat telah dibuang ! Tetapi pernyataan itu tentunya akan membongkar kekafiran mereka karena keyakinan adanya perubahan terhadap Alqur’an merupakan kekafiran sehingga mereka berusaha untuk mengingkari hal tersebut. Akan tetapi riwayat-riwayat yang menyatakan adanya perubahan terhadap Alqur’an tersebar luas di kitab-rujukan utama kalangan syi’ah yang paling gres adalah kitab yang berjudul “ Fash-lul Khitab fii Tahriifi Kitabi Rabbil arbab “ (kata pemutus tentang adanya perubahan didalam kitab penguasa Alam (Alqur’an). Penulisnya menetapkan mutawatirnya riwayat yang menyatakan adanya perubahan dalam Alqur’an dan dia mengakui para ulama mereka meyakini hal ini (dikutip dari kitab Almujaz fil Adyan wal Madzhabi al mu’ashirah hal 125 karya Dr. Nashir bin Abdullah Alqifari dan Dr. Nashir bin Abdul Karim Al aql).
2.Kelompok syi’ah memiliki keyakinan syirik terhadap para imam mereka.
Keyakinan-keyakinan syirik banyak bertebaran di kitab-kitab utama mereka bahkan lebih parah dari keyakinan syiriknya musyrikin makkah di zaman Rasullullah, hal ini disebabkan kaum musyrikin dikala itu masih meyakini keesaan ALLAH dalam hal rububiyah-NYA. Lihatlah bagaiana rusaknya keyakinan mereka yang tertulis dalam kitab-kitab utama ereka antara lain: Di riwayatkan dari Abu Abdullah as yang berkata “Sesungguhnya Aku benar-benar mengetahui segala yang di langit dan di bumi, serta segala yang di syurga maupun di neraka dan apa yang telah terjadi serta sedang dan akan terjadi (dikutip dari kitab Al-kaafi fil Ushul I/261, cetakan Taheran, Iran ). Juga di riwayatkan dari Abu Abdullah as yang berkata “ Sesungguhnya dunia ini milik imam dan akhirat pun milik imam. Dia meletakkannya dimana ia kehendaki dan memberikanya kepada siapa yang ia dikehendaki. (dikutip dari kitab Al-kaafi fil Ushul I/409, cetakan Taheran, Iran).
Keyakinan-keyakinan syirik yang tertulis dalam kitab utama rujukan mereka adalah keyakinan syirik yang mengeluarkan dari agama islam yang sangat bertentangan secara diametral dengan keyakinan kaum muslimin yang termaktub dala Alqur’anul Karim seperti firman ALLAH dalam surah berikut ini:
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok (1187). dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Luqman : 34)
(1187) Maksudnya: manusia itu tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya, Namun demikian mereka diwajibkan berusaha.
Dan juga firman ALLAH dalam surah yang lain
(Tidak), Maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia. (An najm:25)
Sebenarnya masih banyak lagi keyakinan-keyakinan syrik mereka (syi’ah) lihat langsung pada kitab rujukan mereka yang menjadi sumber kutipan dalam tulisan ini.
3.Kelompok syi’ah mengkafirkan seluruh shahabat kecuali beberapa orang saja yaitu Ali r.a, Al miqdad r.a, Salaman al farisi r.a, Abu dzaar alqifari dan ammar bin yasir.
Salah seorang tokoh mereka yang bernama Salim bin Qais Al kufi Al hilali Al ‘Amiri berkata dalam bukunya yang berjudul As-saqifah (kitab wafatnya nabi, hal 92. Salim berkata:”Ali as berkata: sesungguhnya seluruh manusia murtad setelah wafatnya nabi kecuali 4 orang saja” (tentunya ini adalah kedustaan yang dinisbatkan kepada Ali r.a). Pada halaman lain disebut pula dari Ibnu Abbas r.a berkata: “wahai saudara-saudaraku, pada hari Rasullullah wafat, tidaklah beliau diletakkan dalam kubur beliau, sehingga orang-orang memecahkan janji dan murtad, serta mereka sepakat untuk menyelisihi” (tentunya ini adalah kedustaan pula yang dinisbatkan kepada Ibnu Abbas r.a). (dikutip dari kitab As-saqifah hal 249). Hal yang semisal juga terdapat dalam kitab yang ditulis oleh ulama syi’ah yang bernama Al-Khulaini yang berjudul Ar-Raudah minal kafi VIII/245-296 dari abu ja’far (ini juga kedustaan yang dinisbatkan pada Ja’far Asshadiq). Pada kitab Al ushul minal kafi II/319-320 tertulis diriwayatkan dari Ja’far Asshodiq: “dia berkata “Sesungguhnya seluruh manusia murtad setelah wafatnya Rasullullah kecuali segelintir orang saja”“.
Dengan keyakinan seperti ini tidaklah aneh jika kemudian mereka mencaci maki para shahabat dimana celaan tersebut membawa mereka ke jurang kekafiran!
Bantahan
Jikalau benar keyakinan mereka ini berarti para shahabat, para istri Rasullullah semuanya murtad dan kafir. Lihatlah keji, mungkar dan berbahayanya keyakinan mereka ini dan bertentangan dengan puluhan ayat Alqur’an dan Hadis yang shohih mengenai pujian yang diberikan ALLAH Ta’ala terhadap mereka, beberapanya antara lain :
1. ALLAH telah berfirman bahwa para shahabat adalah umat terbaik dari seluruh umat manusia yang telah ALLAH ciptakan.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah (Al Imran: 110).
Jikalau ALLAH penguasa alam semesta yang mengetahui apa-apa yang kamu sembunyikan dalam hati sudah menyatakan mereka para shahabat sebagai umat yang terbaik, pantaskah orang-orang menyakini mereka murtad? tentu tidak! sekali lagi tidak karena itu adalah keyakinan kufur!
2. ALLAH telah berfirman bahwa ALLAH telah meridhoi para shahabat
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar (At Taubah:100).
Dan juga pada ayat berikut ini:
Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon (1399), Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi Balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya) (1400). (Al Fath:18)
[1399) Pada bulan Zulkaidah tahun keenam Hijriyyah Nabi Muhammad s.a.w. beserta pengikut-pengikutnya hendak mengunjungi Mekkah untuk melakukan ‘umrah dan melihat keluarga-keluarga mereka yang telah lama ditinggalkan. Sesampai di Hudaibiyah beliau berhenti dan mengutus Utsman bin Affan lebih dahulu ke Mekah untuk menyampaikan maksud kedatangan beliau dan kamu muslimin. mereka menanti-nanti kembalinya Utsman, tetapi tidak juga datang karena Utsman ditahan oleh kaum musyrikin kemudian tersiar lagi kabar bahwa Utsman telah dibunuh. karena itu Nabi menganjurkan agar kamu muslimin melakukan bai’ah (janji setia) kepada beliau. merekapun Mengadakan janji setia kepada Nabi dan mereka akan memerangi kamu Quraisy bersama Nabi sampai kemenangan tercapai. Perjanjian setia ini telah diridhai Allah sebagaimana tersebut dalam ayat 18 surat ini, karena itu disebut Bai’atur Ridwan. Bai’atur Ridwan ini menggetarkan kaum musyrikin, sehingga mereka melepaskan Utsman dan mengirim utusan untuk Mengadakan Perjanjian damai dengan kaum muslimin. Perjanjian ini terkenal dengan Shulhul Hudaibiyah.
(1400)Yang dimaksud dengan kemenangan yang dekat ialah kemenangan kaum muslimin pada perang Khaibar.
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud (1406). Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar (Al Fath:29)
(em>(1406) Maksudnya: pada air muka mereka kelihatan keimanan dan kesucian hati mereka.
Lihatlah firman ALLAH ini “…ALLAH hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir“
Jikalau anda atau siapapun jengkel terhadap para shahabat perhatikan baik-baik firman ALLAH diatas hanyalah orang kafir yang jengkel kepada para shahabat
Lihatlah ke-3 ayat diatas Jikalau ALLAH penguasa alam semesta yang mengetahui apa-apa yang kamu sembunyikan dalam hati sudah menyatakan meridhoi dan menjanjikan syurga kepada mereka para shahabat, pantaskah orang-orang menyakini mereka murtad? tentu tiiidaaak !!! sekali lagi tiiidaaak karena itu adalah keyakinan kufur !!! .
Banyak diantara mereka (pengikut syi’ah) membantah telah mengkafirkan dan mencela para shahabat, tetapi buktinya tertulis dalam kitab-kitab utama yang menjadi rujukan mereka tidak dapat dihilangkan hanya dengan pengingkaran secara lisan.
Inilah beberapa kesesatan dari kelopok syi’ah sehingga mereka dikatakan oleh para ulama adalah kelompok yang telah keluar dari islam (kafir). Berikut ini kami kutipkan pernyataan dari para ulama tentang syi’ah.
Inilah beberapa kesesatan dari kelopok syi’ah sehingga mereka dikatakan oleh para ulama adalah kelompok yang telah keluar dari islam (kafir). Berikut ini kami kutipkan pernyataan dari para ulama tentang syi’ah.
1.Imam Malik semoga ALLAH merahmatinya.
Beliau ditanya tentang rafidhah, beliau menjawab “Janganlah kamu berbicara dengan mereka, dan janganlah kamu meriwayatkan dari mereka karena mereka dalah pendusta“ (dikutip dari kitab Minhajus sunnah I/59). Beliau juga berkata “orang yang mencela shahabat nabi, maka ia tidak termasuk golongan islam” (dikutip dari kitab As sunnah II/557, karya al Khallal).
Beliau ditanya tentang rafidhah, beliau menjawab “Janganlah kamu berbicara dengan mereka, dan janganlah kamu meriwayatkan dari mereka karena mereka dalah pendusta“ (dikutip dari kitab Minhajus sunnah I/59). Beliau juga berkata “orang yang mencela shahabat nabi, maka ia tidak termasuk golongan islam” (dikutip dari kitab As sunnah II/557, karya al Khallal).
2.Imam Syafi’I Malik semoga ALLAH merahmatinya.
Beliau ditanya tentang rafidhah, beliau menjawab “Aku tidak pernah melihat seorangpun lebih berani bersaksi palsu daripada Rafidhah” (di riwayatkan oleh Imam Al lalikai didalam kitab syarh Ushul I’tiqad VII/1457, Abu Hatim Ar Razi dalam Aadab asy syafi’I wa Manqibuhu hal 187, Ibnu taimiyah Dalam Minhajus Sunnah I/60).
Beliau ditanya tentang rafidhah, beliau menjawab “Aku tidak pernah melihat seorangpun lebih berani bersaksi palsu daripada Rafidhah” (di riwayatkan oleh Imam Al lalikai didalam kitab syarh Ushul I’tiqad VII/1457, Abu Hatim Ar Razi dalam Aadab asy syafi’I wa Manqibuhu hal 187, Ibnu taimiyah Dalam Minhajus Sunnah I/60).
3.Imam Ahmad semoga ALLAH merahmatinya
Beliau berkata “Barangsiapa yang mencela shahabat nabi, maka kami khawatir dia keluar dari islam” (Assunnah II/558, karya Al khallal).
Beliau berkata “Barangsiapa yang mencela shahabat nabi, maka kami khawatir dia keluar dari islam” (Assunnah II/558, karya Al khallal).
4.Imam Bukhari semoga ALLAH merahmatinya
Beliau berkata “Bagiku sama saja, apakah aku sholat dibelakang orang yang berpemahaman Jahmiyah ataupun Rafidhah ataupun Yahudi ataupun Nasrani. Seorang muslim tidak boleh memberikan salam kepada mereka, menjenguk mereka jika sakit, kawin dengan mereka, menjadikan mereka sebagai saksi dan makan sembelihan mereka“.(Khalqu Af’alil ‘ Ibad hal 125 karya Imam bukhari)
Beliau berkata “Bagiku sama saja, apakah aku sholat dibelakang orang yang berpemahaman Jahmiyah ataupun Rafidhah ataupun Yahudi ataupun Nasrani. Seorang muslim tidak boleh memberikan salam kepada mereka, menjenguk mereka jika sakit, kawin dengan mereka, menjadikan mereka sebagai saksi dan makan sembelihan mereka“.(Khalqu Af’alil ‘ Ibad hal 125 karya Imam bukhari)
5.Imam Abdurrahman bin mahdi bin hasan bi abdurrahman Al’ambari alBashri atau yang dikenal dengan sebutan Imam Hasan Al Bashri semoga ALLAH merahmatinya.
Beliau berkata “dua golongan yang mengingkari kejujuran shahabat dan menganggap mereka murtad adalah Jahmiyah dan Rafidhah“.
Beliau berkata “dua golongan yang mengingkari kejujuran shahabat dan menganggap mereka murtad adalah Jahmiyah dan Rafidhah“.
7.Banyak ulama-ulam lain yang megnakafirkan syiah diantarannya Ibnu qutaibh, Abu zur’ah Ar Razi, Imam Ghazali, Ibnu Hazm, Alqurthubi dalamtafsirnya, Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim, Fakhrur Razi, Imam Adz Dzahabi, Ibnu Katsir dan sebagainya.
Penutup
Begitulah sekelumit kesesatan syi’ah dan mereka adalah orang-orang yang dikenal sebagai orang yang suka berdusta yang selalu bertameng dengan slogan cinta ahlul bait yang selalu berdusta dengan mengkait-kaitkan keyakinan mereka dengan Ahlul Bait yang mana mereka (Ahlul bait) berlepas diri dari mereka (syi’ah). Dari Pembahasan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa islam tidak sama dengan syiah dan syiah bukanlah islam.
0 comments:
Posting Komentar