JAKARTA, (PRLM).- Jalan hidup yang dilalui ustadz Payage cukup berliku. Sebelum menjadi Muslim dan melakukan dakwah, Payage dibesarkan di kawasan Silimo Kabupaten Yahukimo Papua. Bapaknya yang bernama Simon Payage tercatat sebagai seorang pendeta. Namun, Payage tanpa sepengetahuan orang tuanya justru menuntut ilmu di Pondok Pesantren Salafiyah Situ Bondo Jawa Timur. Dari sana pula Payage bercita-cita ingin menjadi seorang ustadz.
"Saya memang tidak bilang-bilang ke orang tua, saat mau melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Salafiyah Situ Bondo Jawa Timur. Kalau memberi tahu dulu, pasti tidak diizinkan. Orang tua saya, seorang pendeta dan menjadi tokoh masyarakat di sana. Saya sendiri sempat khawatir, bagaimana kalau orang tua akhirnya tahu saya menjadi ustadz," ungkap Payage yang pernah mengikuti acara "Mimbar Da'i TPI 2005".
Namun, kata Payage, apa yang dikhawatirkannya tidak terbukti. Masyarakat di sana memang sempat mencemooh orang tuanya. Tapi tidak demikian dengan orang tua Payage ketika menyambut kedatangan anaknya saat pulang kampung. Simon Payage tetap mendukung langkah yang ditempuh Payage. "Orang tua saya sangat bijak sekali. Menurut orang tua saya, setiap orang punya jalan masing-masing. Jangan mempersoalkan jalan yang ditempuh, tapi harus dilihat tujuannya, yakni ke Maha Kuasa," tutur Payage.
Pria kelahiran Silimo Yahukimo Papua 4 April 1979 ini mengatakan, dirinya tidak mau dicap sebagai da'i karbitan. Untuk itu, dirinya terus memperdalam ilmu-ilmu Islam. Dia tidak merasa puas hanya lulus sebagai sarjana agama Islam (SAg.). Apalagi dirinya punya latar belakang seorang mualaf, jadi apa yang telah didapatinya selama ini dirasakan masih kurang. "Saya memang sudah sering melakukan ceramah di hadapan ribuan orang. Tapi saya pikir, sangat penting untuk belajar terus," ujar bapak seorang anak ini.
0 comments:
Posting Komentar