Nadia Dwi Rahma (22) alias Dea, mahasiswi Universitas Trisakti, tiba di Mapolda Metro jaya, Jumat (4/11/2011) pagi. Dea dilaporkan hilang sejak 24 Oktober lalu.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nadia Dwi Rahma (22) alias Dea kabur dari rumah setelah mengetahui target kuliahnya di Universitas Trisakti tidak selesai di bulan Oktober 2011.
Mahasiswi semester sembilan Fakultas Ekonomi, Trisakti, ini memang sudah sejak bulan September 2011 merencanakan untuk pergi dari rumah.
Niatnya baru kesampaian pada 24 Oktober 2011 malam setelah mendapat uang dari orang tuanya untuk membayar kuliah.
Kemudian, Dea pun mengalihkan uang yang diberikan keluarganya tersebut untuk keperluan lain guna menutupi melesetnya target kuliah yang ia jalani.
"Motifnya dia kabur, karena dalam hitungan bulan oktober ini selesai kuliahannya, tapi tertunda," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Baharudin Djafar di Mapolda Metro Jaya, Jumat (4/11/2011).
Dengan uang Rp 3.120.000 pemberian orang tuanya, Dea pun berangkat dari Jakarta ke Semarang dengan menggunakan kereta api Argo Sindoro pada 25 Oktober 2011.
"Karena tidak selesai (kuliah), jadi ia merasa bersalah, dia merasa menyakiti orang tuanya," katanya.
Setibanya di Semarang, Dea langsung dijemput sang pemilik kosan Edy Sutrisno bersama istrinya. "Dia (Dea) mendapatkan kos tersebut dari internet," ucap Baharudin.
Mahasiswi semester sembilan Fakultas Ekonomi, Trisakti, ini memang sudah sejak bulan September 2011 merencanakan untuk pergi dari rumah.
Niatnya baru kesampaian pada 24 Oktober 2011 malam setelah mendapat uang dari orang tuanya untuk membayar kuliah.
Kemudian, Dea pun mengalihkan uang yang diberikan keluarganya tersebut untuk keperluan lain guna menutupi melesetnya target kuliah yang ia jalani.
"Motifnya dia kabur, karena dalam hitungan bulan oktober ini selesai kuliahannya, tapi tertunda," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Baharudin Djafar di Mapolda Metro Jaya, Jumat (4/11/2011).
Dengan uang Rp 3.120.000 pemberian orang tuanya, Dea pun berangkat dari Jakarta ke Semarang dengan menggunakan kereta api Argo Sindoro pada 25 Oktober 2011.
"Karena tidak selesai (kuliah), jadi ia merasa bersalah, dia merasa menyakiti orang tuanya," katanya.
Setibanya di Semarang, Dea langsung dijemput sang pemilik kosan Edy Sutrisno bersama istrinya. "Dia (Dea) mendapatkan kos tersebut dari internet," ucap Baharudin.
0 comments:
Posting Komentar