Perkembangan suatu kesenian selalu  bermula dari tingkatan kesenian yang paling sederhana yang tidak mungkin  langsung mencapai puncak perkembangan. Kesenian berkembang mengikuti  perubahan zaman dan berdasarkan kurun waktu. Di bidang seni rupa,  ditinjau dari perkembangan dan kurun waktunya sejak zaman prasejarah  hingga sekarang, maka karya seni yang dihasilkan dapat dikelompokkan  dalam jenis seni primitif, seni klasik, seni tradisional, seni modern,  dan seni kontemporer.
Seni Primitif 
Seni primitif berkembang  pada zaman  prasejarah, yang mana tingkat kehidupan manusia pada masanya sangat  sederhana sekali dan sekaligus merupakan ciri utama, sehingga manusianya  disebut  orang primitif. Hal ini berpengaruh dalam kebudayaan yang  mereka hasilkan. Mereka menghuni goa-goa, hidup berpindah-pindah  (nomaden) dan pekerjan berburu binatang. Di bidang kesenian, karya seni  yang dihasilkan juga sangat sederhana, namun memiliki nilai tinggi  sebagai ungkapan ekspresi mereka. Peninggalan karya seni yang dihasilkan  berupa lukisan binatang buruan, lukisan cap-cap tangan yang terdapat  pada dinding goa, seperti pada dinding goa Leang-leang di Sulawesi  Selatan, goa-goa di Irian Jaya, dan pada dinding goa Almira Spanyol.  Selain karya lukisan, terdapat juga hiasan-hiasan pada alat-alat  perburuan mereka yang berupa goresan-goresan sederhana. Karya seni yang  dihasilkan hanya merupakan ekspresi perasaan mereka terhadap dunia  misterius atau alam gaib yang merupakan simbolis dari perasaan-perasaan  tertentu, seperti perasaan takut, senang dan perdamaian. Ciri-ciri lain  dari seni premitif yaitu goresannya spontannitas, tanpa perspektif, dan  warna-warnanya terbatas pada warna merah, coklat, hitam, dan putih.
 
Seni Klasik
Kesenian klasik merupakan puncak  perkembangan kesenian tertentu, yang mana tidak dapat berkembang lagi  (mandeg). Karya seni yang dianggap klasik memiliki kriteria sebagai  berikut : (1) Kesenian yang telah mencapai puncak (tidak dapat  berkembang lagi), (2) merupakan standarisasi dari zaman sebelum dan  sesudahnya, dan (3) telah berusia lebih dari setengah abad. Selain dari  ketentuan itu, suatu kesenian belum bisa dikategorikan seni klasik.  Karya-karya seni klasik dapat dijumpai pada bangunan-bangunan kuno  Nusantara pada zaman Hindu-Budha dan bangunan-bangunan kuno di Yunani dan Romawi.

Seni Tradisional
Tradisi artinya turun temurun atau  kebiasaan.  Seni tradisional berarti suatu kesnian yang dihasilkan  secara turun-temurun atau kebiasaan berdasarkan norma-norma,  patron-patron atau pakem tertentu yang sudah biasa berlaku. Seni tradisi  bersifat statis, tidak ada unsur kreatif sebagai ciptaan baru. Sebagai  contoh dapat kita lihat pada lukisan gaya Kamasan Klungkung, kriya  wayang kulit, kriya batik, kriya tenun, dan sebagainya.

Seni Modern
 Seni modern merupakan kesenian yang  menghasilkan karya-karya baru. Seniman yang kreatif akan menghasilkan  karya seni yang modern, karena di dalamnya ada unsur pembaharuan, baik  dari segi penggunaan media, teknik berkarya maupun unsur gagasan/ide.  Seni modern tidak terikat oleh ruang dan waktu, baik itu karya yang  dihasilkan di masa lampau maupun pada masa kini aslkan ada unsur  kreativitasnya. Karya-karya seni rupa modern dapat dilihat pada lukisan  karya Van Gogh, Pablo Picasso, Affandi, Basuki Abdullah, Gunarsa, patung  karya G. Sidharta, Edi Sunarso, Nuarta, dan sebagainya. 

Seni Kontemporer
 Kontemporer berarti sekarang atau masa  kini. Seni kontemporer memiliki masa popularitas tertentu sehingga seni  ini dapat dikatakan bersifat temporer. Seni ini dapat dinikmati pada  masa populernya dan apabila sudah lewat maka masyarakat tidak lagi  menyukainya. Karya-karya seni kontemporer pada mulanya muncul di Eropa  dan Amerika, seperti lukisan karya Andy Warhol dan patung karya Hendri  Moore. Belakangan ini, seni kontemporer telah berkembang di berbagai  negara yang memiliki gagasan yang unik, seperti berupa patung dari es,  lukisan pada tubuh manusia (body painting), seni instalasi, grafity, dan  sebagainya.






0 comments:
Posting Komentar