Ada satu peristiwa dan pengalaman dari seorang
jendral legendaries amerika serikat yang bernama Norman Schwarzkopf yang
memiliki sejarah kepemimpinan yang dasyat dimedan perang Vietnam dan perang teluk.
Peristiwa
itu terjadi pada tanggal 28 mei 1970, ketika anggota pasukan yang dipimpin oleh
Schwarzkopf terkena ranjau. Setelah mendapatkan kabar tersebut. Schwarzkopf
lansung bergerak menuju lokasi serdadu yang terkena ranjau tersebut. Kondisi
luka parah membuat serdadu tersebut merintih kesakitan. Dan Schwarzkopf
berusaha menghampiri dengan menggunakan helicopter dengan posisi terbang rendah.
Belum
sempat Schwarzkopf mengevakuasi anak buahnya tersebut, tampak serdadu lain pun
terkena ranjau. Dan akhirnya Schwarzkopf turun dari helikopter untuk memimpin
pasukannya di tengah medan
ranjau tersebut sekaligus menyelamatkan serdadunya yang terjebak dimedan ranjau
tersebut.
Schwarzkopf
memberanikan diri untuk melangkah dan berhasil melewati ranjau-ranjau yang
masih aktif dan kemudian membawa serdadu yang terluka itu keluar dari lokasi medan ranjau tersebut.
Tujuan
Schwarzkopf jelas: orang itu harus diselamatkan !
Norman
hanya punya satu keyakinan bahwa serdadu tersebut bisa diselamatkan jika
dirinya mau bergerak untuk menyelamatkan anak buahnya tersebut.
Dalam
autobiograinya, I doesn’t tak a hero.
Norman
menulis : “saya pun melalui medan
ranjau tersebut, selangkah demi selangkah,sambil memandangi tanah,waspada
terhadap gundukan yang mencurigakan. Lutut saya gemetar demikian hebatnya
sehingga setiap kali saya melangkah, saya harus memegangi lutut saya dengan
kedua tangan saya sebelum saya bisa melangkah lagi… tampaknya seperti seribu
tahun sebelum akhirnya sampai ke anak tersebut.”
Dari
cerita dan pengalaman Schwarzkopf tersebut dapat diambil hikmahnya bahwa:
kewenangan diberikan kepada seseorang untuk melayani orang lain, bukan untuk
berkuasa, memerintah, atau justru untuk memperkaya diri sendiri. Jabatan dan
kewenangan adalah sesuatu yang diberi untuk membantu orang lain, bukan sesuatu
yang diperjuangkan atau dicari-cari dengan lobi tertentu dengan uang dan
sebagainya.
Begitu
jabatan dan kewenangan diperjuangkan untuk didapatkan (apalagi dengan uang),
maka kecendrungan berikutnya adalah bagaimana mempertahankan dan mencari
jabatan yang lebih tinggi lagi. Hal ini yang sering kali menjadikan seseorang
lupa akan panggilan tugas kepemimpinannya.
Kepemimpinan
selalu menuntut keberanian, bukan sekedar jago memerintah atau memberi
disposisi. Seorang pemimpin harus berani tampil kedepan ketika dia tahu
pengikutnya teracam, bukan malah berlindung dibalik pengikutnya.
Dimasa-masa
yang paling sulit, keberanianlah yang melahirkan seorang pemimpin. Keberanian
tersebut tidak semata bisa muncul, melainkan melalui proses pembentukan mental
yang panjang, itupun jika ia memang benar memilih untuk bersikap berani.
0 comments:
Posting Komentar